-->

Kamis, 18 Februari 2021


Payakumbuh, (UP)--  Palyuri (81) yang akrab disapa Biok (Minang - tuna rungu). Meski tuna rungu, Palyuri dikenal rajin berusaha dan suka menolong. Biasanya Palyuri membantu menyuci piring dan peralatan lain di lokasi kendurian. 


Hasil jerihnya itulah yang Palyuri simpan, hingga warga membersihkan rumahnya bersama Lurah Tigo Koto Diate, Kecamatan Payakumhuh Utara, warga kaget saat ditemukan uang dalam tumpukan kain dan karung.  Setelah diteliti, uang rupiah tersebut dikumpulkan hingga memenuhi sebuah karung. 


Dari informasi yang media dapat di lapangan, Palyuri memiliki 2 Saudara yang kini sudah wafat. Palyuri mengalami kebisuan sejak lahir. Selama ini Palyuri hidup dalam pengawasan^ sepupu dan ponakannya. Namun Palyuri tinggal sendirian di sebuah rumah papan sederhana, miliknya. 


Alkisah, menyikapi postingan salah seorang netizen di media sosial, yang kira-kira berbunyi bahwa ada seorang lansia bisu di Padang Kaduduak yang butuh perhatian pemerintah. Postingan netizen ini akhirnya sampai ke tangan Lurah Tigo Koto Diate, Rusleniyetti. Tanpa pikir panjang, wanita energik ini turun ke lapangan. 


Memang benar, di RT II / RW III, Lurah yang hadir bersama perangkat, siang itu mendapati sebuah rumah sederhana milik Palyuri. Setelah berkoordinasi dengan keluarga Palyuri, Lurah pun mencoba memanggil Palyuri. Warga mencoba membuka pintu, namun kesulitan. Pintu terbuka sekira 13 cm,  Lurah bersama warga mencoba masuk meski dengan gaya menyamping. 


Alangkah kagetnya Lurah yang akrab disapa Yet. Ternyata pintu terhalang tumpukan kain yang sudah meloteng di belakang pintu masuk rumah Palyuri. Setelah berkoordinasi agar bisa meyakinkan Palyuri. Tumpukan kain tersebut akhirnya dikeluarkan bersama-sama. 


Namun, Lurah dan warga bertambah kaget. Setiap kain yang dikeluarkan ternyata terselip sejumlah uang di sakunya. Demikian juga di tumpukan karung, juga terselip sejumlah uang rupiahan. Penemuan sejumlah uang tersebut ikut disaksikan Bhabinkantibmas Brigadir Riko yang bertugas di kelurahan ini. 


Setiap uang yang ditemukan akhirnya dikumpulkan dalam sebuah karung bersih. Tak terlewat semua benda yang dikeluarkan dari rumah Palyuri disaksikan pihak keluarganya. 


Dari informasi Lurah Yet, bahwa ada bu Zainab (sepupu Palyuri) dan keponakan yang menyaksikan kegiatan pembersihan rumah sederhana milik Palyuri, tersebut. 


"Kami kaget, kenapa Biok patuh dengan Bu Lurah. Kalau dengan Kami, Biok selalu curiga. Akibat tidak mau ditemui, akhirnya rumah Biok seperti ini.


Dulu Biok pernah mengalami insiden yang membuatnya mesti dirawat di Bukittinggi. Kondisi itu membuat kami khawatir. Alhamdulillah, kini beliau masih selamat. Mungkinkah kondisi ini yang membuat Biok trauma. Rumah Biok yang berdinding triplek juga sudah rapuh. Semoga dengan pertemuan kita saat ini, bisa membuat Biok semakin bersemangat,"ungkap Bu Zainab. 


Selain rajin berusaha dan menolong warga, biok juga dikenal rajin beribadah. Dikarenakan rumah Biok tidak memiliki sumber air dan WC, membuatnya kerap mandi di sebuah pemandian di seputaran kelurahan Napar. 


"Dikabarkan pemandian itu sudah ditutup, membuat Biok jarang mandi. Sebelum shalat Jumat di mesjid Muhammadiyah  biasanya Biok mandi dulu. Akibat jarang mandi, badan Biok mulai berbau. Hal ini yang membuat Biok jarang ke mesjid. Untuk ini, Kita sudah koordinasi dengan Camat dan Dirut PDAM, insyaallah dalam waktu dekat jaringan PDAM akan dipasang di rumah Biok. Selain itu  dinding rumah Biok juga sudah Kita ganti,"terang Lurah Yet, kamis (18/02).


Diterangkan Yet, bahwa pemerintah telah memperhatikan kondisi Biok. Dirinya adalah penerima bantuan dari Kemensos. Karena tertutup, jangan kan kami  pihak keluarga saja susah mendekati beliau. Bersyukur kita, sekarang sudah mau dan paham. 


"Saat ini saya dapat challenge dari Bu Camat untuk menuntaskan masalah Palyuri. Insyaallah kita tindak lanjuti. Tumpukan kain Kita masukkan londri dan segera Kita susun dalam lemari. Sehingga rumahnya nyaman, "imbuhnya. 


"Dari pagi sampai sore, berberes di rumah Pak Palyuri, MasyaAllah tenyata tak diduga  setelah mengusai tumpukan, dikumpulkan satu-persatu. Akhirnya kita mengumpulkan Satu Karung uang. Dan demi keamanan uang yang terkumpul dalam karung ini, atas persetujuan keluarga dan Bhabinkantibmas, Kita sudah buatkan sebuah rekening di Bank Nagari untuk Palyuri. Uang dalam karung dengan berbagai nominal, mulai dari pecahan Rp500 hingga Rp100 ribu, kita setor ke Bank Nagari menggunakan bentor. Maklum berat,"beber Lurah Yet. 


Pihak kelurahan didampingi keluarga mencoba menghitung uang yang ada dalam karung tersebut. 


"Alhamdulillah dari pagi sampai sore ngitung uang Biok alias Palyuri di kantin Isbanda Bank Nagari Payakumbuh. Sebanyak 8 orang Kita libatkan menghitung pecahan rupiah milik Biok. Syukur  hari ini baru bisa terhitung sejumlah Rp35juta, bukan nilai sedikit, kita akan tuntaskan,"pungkas Yet.(mas).

Comments 0

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *